arifmubarok, nim. 1620310004 (2018 asfiatul istiqomah, nim. 14810090 (2018) analisis penyerapan tenaga kerja pada industri kecil dalam meningkatkan perekonomian (studi kasus: industri knalpot di analisis penyerapan tenaga kerja pada industri kecil jenang di wilayah kabupaten kudus. skripsi thesis, uin sunan kalijaga yogyakarta. luthfi
2020Jul 8 - Aneka Video Resep Masakan, Makanan, Kue, Roti, Jus dan Resep Kuliner lainnya. See more ideas about catering, resep masakan, resep.
Jangklongmungkin tentunya akan sangat sehat karena mengandung Vitamin B yang sangat tinggi, hal tersebut membuat jangklong juga dapat dijadikan sebagai obat untuk mengurangi resiko jantung, stroke bahkan kanker. 5. Keciput. Keciput yang menjadi salah satu Oleh-oleh tradisional khas Kudus yang tidak kalah lezat dengan lainnya, makanan satu ini
Sambilmenunggu kesediaan pemerintah Indonesia untuk mendapatkan ijin menetap di Indonesia( menjadi WNI ) sampai akhir hayatnya sambil menekuni bisnisnya yang sdh lama di rintisnya di jawa tengah Kudus nama tepatnya : "Jenang Mubarok ".. Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
. Jenang Mubarok salah satu jenang yang terkenal di Kudus Jenang sangat mudah ditemukan di warung-warung sekitar wilayah Kudus Jenang Kudus memiliki aneka pilihan rasa sesuai dengan selera Anda Jika Garut terkenal dengan dodol, maka di Kudus kita mengenal panganan serupa dengan nama jenang. Jenang adalah makanan khas kota berjuluk Kota Kretek. Berbahan dasar tepung beras ketan, gula pasir, gula kelapa, santan, dan lemak nabati, jenang memiliki rasa manis. Makanan dengan tekstur kenyal ini juga memiliki aneka varian rasa, seperti coklat, susu, capuccino, mocca, durian, nangka, pandan, dan cocopandan. Jenang biasanya disajikan dalam potongan-potongan kecil, dibungkus dengan kertas plastik, dan dikemas dalam sebuah dus. Bila berkunjung ke Kudus, tidak sulit menemukan makanan yang satu ini. Jenang dengan mudah dapat kita jumpai di wilayah Kudus seperti misalnya di sekitar area Menara Kudus. Saat ini, selain pasar Indonesia, jenang ternyata juga sudah dipasarkan ke beberapa negara seperti di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong, dan Arab Saudi. Artikel Terkait
Jenang Kudus adalah makanan sejenis dodol Garut yang berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Jenang Kudus oleh-oleh khas dari Kudus. Secara garis besar, perbedaan antara jenang kudus dan dodol garut terletak pada testurnya. Dodol garut cenderung keras, sebaliknya jenang kudus cenderung empuk. Jenang ini biasanya dijual dalam potongan-potongan kecil, dibungkus plastic bening, dan dimasukkan ke dalam kemasan dus. Di Kudus, ada ratusan industri rumahan pembuat Jenang Kudus. Rasa dari Jenang Kudus adalah manis. Proses produksi dengan adonan bahan tradisional mudah dikerjakan walau secara manual. Jenang kudus adalah makanan khas Indonesia. Namun, anda tidak hanya akan menjumpainya di dalam negeri, seperti di Jawa, tetapi juga di Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, dan Arab Saudi. Sebagai makanan khas, jenang atau dodol merepresentasikan citarasa masyarakat Indonesia akan sebuah makanan. Sementara itu, untuk kemasan jenang kudus dan Mubarok dipasarkan di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Malaysia, Singapura, Brunei, Hongkong, Arab Saudi, dan tetap pula dipercaya sebagai pemasok makanan kecil bagi maskapai penerbangan Garuda Indonesia, khususnya saat musim haji 2001. Sejarah Jenang Kudus Menurut cerita rakyat, jenang kudus lahir ketika Sunan Kudus salah satu anggota Wali Sanga menguji kesaktian salah satu muridnya yang bernama Syech Jangkung alias Saridin dengan menyuruhnya memakan bubur gamping di tepi Sungai Gelis di wilayah Desa Kaliputu. Padahal, gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalsium karbonat dan biasanya dicampur dengan semen untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tembok. Ternyata Saridin tetap segar bugar sehingga Sunan Kudus berucap, ”Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya lebih kurang, jika suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang. Memang desa yang terletak di wilayah kecamatan Kota Kudus ini dikenal sebagai cikal bakal dan sekaligus pusat produsen jenang kudus. Sampai sekarang masih banyak warga setempat yang berusaha di bidang ini. resepnya Jenang Kudus Bahan dan Cara Pembuatan Jenang Kudus 1. Bahan-bahan a. 1 bungkus tepung beras b. 250 g tepung ketan c. 1 ½ kg gula merah d. 100 g wijen e. 250 g gula pasir f. ml santan dari 2 butir kelapa 2. Cara membuatnya a. Campur tepung beras dan tepung ketan, aduk dengan santan hingga rata b. Masukkan gula merah, gula pasir yang sudah dicairkan dan wijen. c. Masak adonan hingga kental dan bisa dibentuk cetakan sesuai selera. d. Jenang kemudian dibungkus pada plastic putih kecil masukan dalam dus dan siap dipasarkan. Lampiran Proses pembuatan jenang Kudus 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 3. Dinginkan adonan ke dalam cetakan 2. Masukkan semua adonan dan dimasak ke dalam tungku besar 4. Jenang diiris sesuai selera 5. Adonan diaduk terus sampai matang 6. Jenang dibungkus dengan plastic bening Jenang Kudus
Kudus - Berawal dari camilan keluarga, Jenang Mubarok kini jadi salah satu produsen dodol Kudus legendaris sejak 110 tahun ke kota Kudus di Jawa Tengah, rasanya tak lengkap jika tidak mencicipi jenang yaitu dodol manis khas sana. Bahkan kini tersedia museum menarik yang mengulas tentang sejarah jenang di kota Juga Ke Kudus, Jangan Lupa Beli Jenang dan Mampir ke Museumnya Ya! Lewat sesi Instagram Live Ngintipkuliner yang digagas oleh pakar kuliner William Wongso, beliau mengajak orang-orang untuk mengenal lebih jauh tentang jenang Kudus dari Mubarok Kudus Foto Instagram Jenang MubarokBersama akun kangenmasakanrumah, di sesi Instagram Live ini mereka berkunjung ke pabrik jenang punya Jenang Mubarok Kudus."Jenang itu sejenis dodol yang dibuat dari tepung ketan dengan gula lalu dimasak. Kali ini kita mau melihat proses pembuatan jenang dari Jenang Mubarok Kudus," jelas Mubarok sendiri sudah eksis sejak tahun 110 tahun. Kini produsen jenang legendaris itu dijalani oleh generasi ketiga, tetap dengan menggunakan resep dan bahan-bahan tradisional."Jenang Mubarok Kudus sudah diekspor ke berbagai negara. Selain mengolah jenang, kami juga mendirikan museum jenang dari tahun 2017 lalu. Tujuannya untuk melestarikan jenang serta budaya dan sejarah di Kudus," jelas Kirom, selaku salah satu perwakilan dari Jenang Mubarok Kudus Foto Instagram Jenang MubarokBerbeda dengan jenang lainnya, jenang buatan Mubarok sudah berskala besar. Di tengah pandemi ini mereka menerapkan protokol kesehatan."Kami ini dulu hanya UKM kecil tapi sekarang luar biasa. Untuk bahan utamanya kami menggunakan tepung beras ketan, kelapa dan nira tebu untuk gulanya. Selain itu semua jenang masih dimasak menggunakan kayu bakar selama lima jam," lanjut tanpa alasan mengapa pabrik Jenang Mubarok masih menggunakan kayu bakar. Selama tiga generasi memang ada sedikit peribahan. Seperti penggunaan mesin di generasi ketiga. Namun mereka masih menggunakan kayu bakar sebagai sumber Mubarok Kudus Foto Instagram Jenang Mubarok"Jadi jenang cara mengolahnya ada beberapa tahapan. Dari pemanasan gula, santan kelapa dan tepung beras ketan. Lalu kayu bakar dipilih karena membuat kami lebih mudah mengontrolnya," ungkap itu kayu bakar juga memiliki suhu panas yang lebih merata. Sementara jika menggunakan panas dari kompor suhunya hanya terpaku pada satu titik, sehingga risiko adonan jenang yang gosong lebih tinggi."Setelah adonan dimasak selama 5 jam, baru dimasukkan ke ruangan khusus. Setiap wajan bisa menampung 40 kg adonan. Di sana adonan didiamkan selama sehari penuh. Tujuannya agar ketika dikemas, jenang tidak berembun dan lebih tahan lama tak mudah basi," sambung ditanya perbedaan antara jenang dan dodol, Kirom menjawab bahwa secara keseluruhan komposisi bahan yang digunakan cukup sama. Perbedaannya hanya terletak pada cenderung lebih lembut dan sedikit basah karena menggunakan lemak nabati. Sementara dodol teksturnya lebih kering karena menggunakan lemak Mubarok Kudus Foto Instagram Jenang Mubarok"Menurut sejarah turun temurun, jenang ini merupakan makanan para raja di Kudus sejak dulu. Setiap satu Muharam ada namanya acara Kirab Jenang. Jadi sampai sekarang diyakini bahwa jenang ini memang makanan asli dari tanah Kudus. Serta tidak memiliki pengaruh dari kuliner lain," pungkas Jenang Mubarok rasanya ada bermacam-macam, mulai dari cappuccino, moka hingga durian. Semua varian ini bisa dibeli langsung di toko online dan di situs resmi Jenang Juga Pulang Kampung ke Jawa Tengah Bisa Jajan Jenang hingga Brem Enak Simak Video "Jenang Sumsum, Makanan Lezat yang Punya Makna " [GambasVideo 20detik] sob/odi
Kalis selain memiliki Langgar Para-para Ikhlas nan masyhur, kembali n kepunyaan nama besar di meres kuliner. Wajik telah identik dengan Kudus, sehingga melawat ke Murni tak komplet bila tak membawa bawaan berupa jenang. Kelamai seorang sebagai buah tangan khas Tahir banyak dijumpai di daerah yang berjuluk Ii kabupaten Kretek itu. Namun, jenang paling kecil terkenal adalah jenang merek Mubarok yang disebut-sebut bagaikan pelopor jenang di Jati. Mubarok-lah nan mengirimkan jenang Tahir dikenal dan malah dapat dibilang telah go national. Jenang Steril merek Mubarok mutakadim menempuh perjalanan yang tidak pendek atau mutakadim menerobos masa tempuh yang cukup panjang. Sejarah pelawatan panjang jenang Kudus, terutama merek Mubarok itu, dapat ditelisik di Museum Jenang yang terdapat di Jalan Sunan Muria 33, Daerah tingkat Ikhlas, Kalis. Museum Dodol didirikan maka dari itu PT Mubarokfood Cipta Delicia—perusahaan nan memproduksi dodol jenama Mubarok—seumpama tempat bikin mengenalkan barang jenang dan sejarahnya kepada khalayak luas. Museum Jenang digagas tepat pada momentun jenang merek Mubarok berusia satu abad, yaitu pada 2010. Biar plonco tujuh masa kemudian, yaitu pada 24 Mei 2022, gagasan itu terealisasi dan Museum Jenang—laksana museum jenang pertama dan satu-satunya di Indonesia, diresmikan. Sejarah Jenang Kudus Gedung dua lantai itu dibagi dalam dua penggalan. Bangunan bawah adalah gerai Mubarok Food yang menyisihkan produk wajik Zakiah merek Mubarok dengan beraneka ragam varian rasa, beserta pilihan aneka dagangan oleh-oleh lainnya. Adapun Museum Kelamai menempati lantai dua. Semacam itu naik tangga dan ikut ke urat kayu museum, kita akan disambut oleh interior ruangan yang klasik dan memikat. Lekas di ruangan ini kita disuguhi sebuah informasi yang disematkan pada sebuah papan tiang nan dibuat artistik yang berisi sekilas riwayat pangkal-usul jenang Kudus. Berbunga sini kita menjadi tahu bahwa entitas wajik Steril telah ada sejak beratus masa lampau dan berkait erat dengan sosok Sunan Kudus. Intisari tulisan itu dapat sebutkan, asal-usul dodol Kudrati berawal momen cucu Mbah Denok Soponyono sedang bermain burung merpati di siring sungai, lalu tercebur dan hanyut. Anak tersebut ditolong oleh warga. Saat itu, melintaslah Paduka tuan Nirmala dan muridnya, Syekh Jangkung, dan menghinggapi warga yang semenjana berkerumun. Replika patung orang medium mengaduk jenang/Badiatul Muchlisin Asti Sunan Kudrati berkesimpulan bahwa anak asuh tersebut telah mati. Namun Syekh Jangkung mengatakan bahwa anak asuh tersebut saja senyap suri. Untuk membangunkannya, Syekh Jangkung meminta para ibu buat membuat kelamai. Dari situlah kemudian Sultan Kudus berucap, “Suk nek ono rejaning jaman, wong Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya, satu detik kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang. Dari legenda itulah, produksi kelamai Kudus di Desa Kaliputu, Kecamatan Ii kabupaten Tulus, kemudian berkembang hingga waktu ini. Bahkan sebagai bentuk rasa terima kasih atas berkah usaha jenang, setiap tanggal 1 Muharram digelar Kirab Tebokan atau disebut juga Minuman keras-arakan Jenang. Di museum itu pun digambarkan tentang proses pembuatan dodol melalui patung insan yang madya mengaduk kelamai. Berbagai perkakas membuat jenang yang habis dipakai bagi membentuk kelamai juga di-display, sehingga bisa mengantarkan imaji pengunjung pada proses pembuatan kelamai dari masa ke hari. Misalnya cak semau mesin codet kelambir; mesin peras kelapa; alat rangka, alu antan dan tebok kancah dodol; lumpang; mesin mixer pengolahan jenang; dan mesin inkjet printing/labeling. Dipajang pun potret pembangun dan pengorganisasi kelamai Kudus tera Mubarok dari generasi ke generasi, yang setakat sekarang sudah memasuki generasi ketiga. Dimulai perintis mula-mula jenang Mubarok, oponen H. Mabruri dan Hj. Alawiyah sejak tahun 1910 hingga waktu 1940. Lalu diteruskan generasi kedua, pasangan Sochib dan Hj. Istifaiyah sejak tahun 1940 hingga tahun 1992. Lewat generasi ketiga, pasangan H. Muhammad Hilmy, SE dan Hj. Nujumullaily, SE sejak tahun 1992 hingga masa ini. Diorama Pasar Bubar waktu 1930-an arena jenang Mubarok dipasarkan pertama kali pecah tangan ke tangan/Badiatul Muchlisin Asti Di Museum Jenang juga dihadirkan diorama Pasar Bubar—tempat dulu generasi pertama jenang Mubarok memasarkan jenangnya dari tangan ke tangan pada sekitar tahun 1930-an. Pasar Bercerai dulu terwalak di sekeliling Musala Menara Jati yang kini telah beralih wahana menjadi area parkir dan taman Palas-palas Ceria. Dengan melihat diorama Pasar Berparak, petandang dapat melihat proses transaksi dan cara penjualan jenang di tahun itu. Tak Sekadar Pertanyaan Jenang Namun Museum Jenang tidak namun soal jenang. Museum juga menggambarkan sejarah Steril puas galibnya. Di mulai dari adanya desain konstruksi yang eksotik berupa tembok sogang berkeliling nan dibuat bermula batu bata merah, yang mengingatkan pada gaya bangunan kerajaan Jawa kuno. Lalu di bagian tengahnya terdapat replika Palas-palas Polos dengan format tinggi sekira 6 meter. Juga terletak miniatur Masjid Palas-palas Ceria dan kompleks makam Sunan Bersih. Replika Menara Murni dengan tinggi sekira 6 meter/Badiatul Muchlisin Asti Ada pun Rumah Adat Safi di Museum Jenang. Flat rasam Safi yang biasa disebut dengan istilah “joglo Kudus” ini merupakan keseleo satu rumah tradisional masyarakat Asli. Rumah kebiasaan ini kembali baku disebut “atap pencu” dengan model bangunan yang didominasi seni ukir khusus Asli dan mencerminkan secara padu akulturasi budaya Jawa Hindu, Persia Islam, Cina Tionghoa, dan Eropa Belanda. Rumah sifat Kudus nan disebut juga joglo Kalis/Badiatul Muchlisin Asti Lebih jauh juga, museum juga menampilan foto Bupati Kudus dari periode ke masa yang dipasang secara berjejer. Pun dipajang beberapa foto Regen Kudus tempo dulu dalam berbagai bagian, seperti foto Bupati Steril momen berpose dengan Regen Demak waktu 1868, foto Regen Masif Raden Mas Toemenggoeng Tjondronegoro bersama saudara-saudaranya tahun 1867, foto Wedana Zakiah Raden Panji Toemenggoeng Hadinoto dan keluarganya di Pendopo Kabupaten tahun 1924, Bupati Polos Raden Panjie Toemenggoeng Hadinotodan kepala Belanda di Pendopo Kabupaten masa 1925, dan banyak lagi. Potret Bupati Kudus dari periode ke masa/Badiatul Muchlisin Asti Museum lagi menampilkan berbagai potret tokoh kretek Ikhlas Niti Semito dan berbagai potret Suci tempo suntuk, seperti Jembatan Kereta Api di Tanggulangin tahun 1900, Interior Pendopo Kabupaten Salih tahun 1923, Stasiun Kereta Api Musim 1936, Kantor Polisi Zakiah tahun 1928, Tanah lapang Tulus Tahun 1936, Petugas Telkom Bersih tahun 1938, dan potret lawas lainnya. Pangsa Gusjigang dan Pesan Kombinasi Selain menampilkan album jenang dari masa ke hari dan sejarah Steril menerobos pekbagai replika, diorama, dan potret, di Museum Jenang juga terletak ira khusus yang dinamakan Ruang Gusjigang alias Gusjigang X-Building. Pengunjung Museum Dodol langsung bisa masuk dan mengeksplorasi berjenis-jenis spot yang ditampilkan di ruang ini. Di antaranya, di ruang ini tamu dapat mengaji kilas profil/ki kenangan pemrakarsa ulama Tulen dan pengusaha waktu lalu Kudrati di antaranya riwayat hidup Kanjeng sultan Kudus, Sunan Muria, Kiai Telingsing, KH. Raden Asnawi, KH. M. Arwani Amin, KH. Turaichan Adjhuri, RMP. Sosrokartono, Nitisemito, H. Djamhari, dan enggak sebagainya. Selain itu ditampilkan pula beragam literasi dan puisi tentang Gusjigang karya penyair nasional ataupun lokal Kudus, antara lain puisi karya KH. Mustofa Bisri Gus Mus, Lukman Wasit Saifuddin Menag RI 2022 – 2022, Emha Ainun Nadjib, Habib Anis Soleh Ba’asyin, Sosiawan Leak, Jumari HS, Mukti Sutarman SP, Nur Said EL-Qudsy, Shofiyan Hadi, Kacang Subiyanto, Hasan Elmore, Lily Hilmy, dan lainnya. Omah Kapal yang dibangun pada tahun 1930-an dan pernah menjadi landmark Daerah tingkat Asli/Badiatul Muchlisin Asti Di Ulas Gusjigang juga terdapat Urat kayu Galeri Al-Quran dan Asmaul Husna, Omah Kembar dan Pesawat Fokker Nitisemito, Omah Kapal, dan Ruang Trilogi Ukhuwah. Di Ulas Trilogi Ukhuwah petandang dapat menghayati pesan-wanti-wanti persaudaraan, utamanya dalam konteks dua ormas Selam terbesar di Indonesia, yaitu NU dan Muhammadiyah. Keduanya disebut-ucap perumpamaan dua manfaat terbesar Islam Indonesia yang harus bergandengan tangan bikin membangun Indonesia. Apalagi menghafaz kedua ormas tersebut didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari NU dan KH. Ahmad Dahlan Muhammadiyah, yang keduanya pernah menimba ilmu lega guru yang ekuivalen ataupun distingtif suhu, sehingga enggak ada alasan cak bagi bukan bersatu dan bergandengan tangan. Trilogi Ukhuwah sendiri mengandung tiga pesan perikatan meliputi ukhuwah Islamiyah kawin antar sesama orang islam, ukhuwah wathoniyah ikatan kebangsaan, dan ukhuwah basyariyah pergaulan kemanusiaan. Ketiga persaudaraan itulah pondasi penting privat membangun negeri dan menguatkan NKRI. Gusjigang sendiri nan menjadi nama kerjakan ruang ini adalah falsafah masyarakat Kalis andai local wisdom dan local culture serta ajaran moral hidup warisan Ratu Kudrati. Spirit Gusjigang terdapat dalam akronim Gusjigang adalah baGUS akhlaknya spiritual, pinter ngaJI intelektual, dan terampil daGANG entrepreneurship. Melewati filosofi inilah Sunan Sejati menuntun para pengikutnya dan masyarakat Tahir menjadi orang-orang yang punya budi yang bagus, serius mengaji, dan mau berusaha atau berdagang. Dulu menarik enggak? Jadi, bila ke Kudus, jangan lupa mampir ke Museum Jenang. Kenali Indonesiamu kian dekat melangkahi Instagram dan Facebook Fanpage kerjakan berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu. /Badiatul Muchlisin Asti Badiatul Muchlisin Asti Badiatul Muchlisin Asti Pencatat lepas di ki alat cetak dan online, menulis 60+ buku multitema, pembina Rumah Pustaka BMA, dan penikmat ki kenangan kuliner tradisional Indonesia
cara membuat jenang kudus mubarok